Lama sudah saya ndak nulis di blog ini, bukan karena lupa namun saya merasa sudah bisa bicara langsung dengan nay. Kini aku kembali lagi menulis karena merasa kembali rasa dimana aku menjauh.
Berawal dari perasaan yang teracuhkan setiap hari beberapa minggu kemarin. Bagaimana tidak pagi di sms karena sibuk telp hanya menjawab huruf y saja sulitnya minta ampun, berbeda banget ketika aku telp selalu diselingi dengan sms lah, sibuk dengan teman2nya lah tapi kalau aku yang sms diacuhkan begitu saja
Berlanjutlagi, dan mungkin karena emosi sebelumnya saya mencoba untuk meminta waktu nya sebentar saja untuk bertemu namun harus dikecewakan dengan jawabannya. Sebenarnya waktunya pun ndak terbatas hari itu. Akhirnya dengan kecewa aku pulang saja ke kampung. 3 hari menunggu karena jarang memang punya waktu sendirian.
Dan aku merasa memang dia semakin ndak peduli, semakin dekat dengannya, ya sudah itu pilihannya, akhirnya memutuskan kembali akan dekat ketika dia memberikan waktunya. Makanya kalau dia ndak memulai duluan aku mencoba tidak memulai. Maaf atas egoku ini.
Berlanjutlagi malah, hari dimana aku meminta waktunya sebentar kemudian kuketahui malah mereka bertemu itupun sampai malam. Mulailah lagi 2 perasaan campur 1 karena saya dari dulu pengen dia konsen ke studinya, dan katanya banyak tugas eh malah jalan2 ndak tentu, malamnya malah mengeluh capek. Ini yang buat aku sebel. 2 namanya orang suka pasti ndak jauh jauh dari rasa cemburu. Klo ini ndak usah dijelaskan. Akhirnya diamku semakin menjadi.
Sabtu dia nelphone, akhirnya saya yang nelp lagi2 diselingi sms. Masalah yang bikin aku kaget dia mo datang ke dangdutan ach langsung bikin eneg dan sebel, karena memang dari dulu saya ndak suka cew ntn dangdut, ditambah lagi ya2nknya juga ada disitu. Aku ndak mau komentar mending diam walau rasa sebel begitu kuat akhirnya ditutup juga telpnya.
Belum sembuh sebelku, aku ketahui dia bersama lagi ma pilihannya dan kayaknya juga gunain fb nya. Ternyata pesanku dulu di acuhkan begitu saja. Nambah lagi masalahnya.
Ya udah akhirnya aku mending diam saja, aku pedulipun ndak pernah dia rasakan saat suka. Diamku pun juga tetap mantau dia. Karena aku masih pengen dia selesain studynya dengan baek.
Soal perasaan dia ke pilihannya sebennya juga ada penyesalan dalam hatiku, dulu sebelum terlanjur larut dia ngomong kalau mau mundur tapi kenyataannya malah tambah lengket. Aku sich ndak nyalahin karena perasaan siapapun ndak akan bisa ngontrol namun bagaimanapun aku tetap merasa kecewa sekuat apapun aku menyembunyikannya. Yang aku suka dari pilihannya sekarang setiap pagi sepertinya selalu membangunkan, namun yang benar2 membuat aku eneg adalah dia ndak melarang untuk ke dangdutan achhh itu yang buat aku kecewa sekarang.
Apalagi tadi mendengar sendiri ada bapak2 ngomong pas makan nasgor saat melihat rombongan cewek lewat "nek aku duwe anak wedok ra tak olehi mas nonton dangdutan, disawang koyo cewek nakal, mending dolan nang luwes wae luih apik". Hmmm ternyata yang aku takutkan penilain orang terjadi juga, dan sebenarnya aku ndak mau itu terjadi pada dirimu, yang selalu sok kuat namun gampang ngambeg dan nangis. Semoga engku ngerti kenapa aku diam begini, aku masih peduli nay denganmu, walau mungkin engkau ndak pernah menganggap adanya aku.
Tak harus di sesali karena ini sebuah janji pada diri sendiri sebelum ada batas pasti, engkau akan terus jadi inspirasi
Renungan ku
Subscribe to:
Posts (Atom)